Mengapa konflik dan kekerasan dapat memunculkan sikap etnosentrisme dalam masyarakat
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban diahviolin
Kelas: XI
Mata pelajaran: Sosiologi
Materi: Konflik, Kekerasan, dan Upaya PenyelesaianKata Kunci: Ethnosentrisme
Jawaban panjang:Konflik dan kekerasan dapat memunculkan sikap etnosentrisme dalam masyarakat, karena konflik adalah pertentangan yang menyebabkan perpecahan atau diferensiasi sosial. Diferensiasi sosial ini pada gilirannya akan kemudian dapat menimbulkan primordialisme, etnosentrisme, politik aliran, dan terjadinya proses konsolidasi.
Jawaban panjang:
Pertentangan (konflik) dalam masyarakat sangatlah mungkin terjadi dalam suatu masyarakat, terlebih masyarakat yang majemuk, dengan berbagai perbedaan terdapat di masyarakat tersebut. Perbedaan ini bila tidak dikelola dengan baik akan menjadi potensi konflik.
Ketika terjadi konflik, pihak yang terlibat akan melakukan konsolidasi atau penguatan identitas, terutama identitas yang membedakan kedua belah pihak. Salah satu identitas masyarakat yang menjadi semakin menguat akibat konflik adalah ethnik atau suku bangsa. Kondisi ini menyebabkan terjadinya ethnosentrisme.
Etnosentrisme adalah suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya. Karena yang dipakai adalah ukuran-ukuran masyarakatnya, maka orang akan selalu menganggap kebudayaannya memiliki nilai lebih tinggi daripada kebudayaan masyarakat lain.
Contoh timbulnya ethnosentrisme terhadap konflik adalah adanya ethnosentrime antara kaum asli suatu daerah dengan kaum pendatang. Para pendatang sering dianggap lebih sukses secara ekonomi dari penduduk asli. Perbedaan sosial ekonomi ini dapat menjadi potensi konflik. Konflik yang terjadi kemudian menimbulkan ethnosentrisme, dimana kaum pendatang dipandang penduduk asli sebagai kelompok yang lebih rendah, akibat faham ethnosentrisme ini.