Bapak sering terkekeh kalau aku melontarkan candaan sesekali selama kali berburu jambu. Tak memuji, tapi cukup membuat hidungku kembang kempis. Lagi-lagi, ia ge
B. Indonesia
mahkotamora
Pertanyaan
Bapak sering terkekeh kalau aku melontarkan candaan sesekali selama kali berburu jambu. Tak memuji, tapi cukup membuat hidungku kembang kempis. Lagi-lagi, ia gendong aku di bahunya.
Begitulah setiap hari. Dengan patuh, kukunyah-kunyah buah jambu yang diam-diam rasanya mulai memuakkan. Tak penting, yang kutahu, aku bisa mengobrol dan bermain dengan Bapak, seperti anak-anak lainnya yang hanya bisa kusaksikan di TB.
Lengannya yang menjagaku agar tidak jatuh. Usapan di kepalaku. Tawanya yang tertahan kala mendengar cerita lucuku. Ia tak perlu tahu: Aku sesungguhnya tak suka buah jambu. Ia pun tebang pohon itu setelah seminggu mengurung diri di kamar mandi. Tampaknya, hari buruk datang bertubi-tubi. Ia menangis, meratap, menghabisi silet demi silet untuk menyayat bagian dari dirinya yang tak semua orang bisa lihat. Kalau sudah begitu, Ibu pun diam. Karena, untuk diam pun diperlukan keberanian.
Hari buruk datang lagi. Kali ini lebih dahsyat. Ia mengamuk hanya untuk terkaget-kaget sendiri. Dengan napas memburu, ia akan bertanya-tanya, “Ada apa?”
1. Keadaan tokoh bapak adalah....
A. Mentalnya labil
B. Fobia dengan suara
C. Mudah tersinggung
D. Perhatian kepada keluarga
2. Amanat cerita tersebut...
A. Luangkan waktu untuk keluarga
B. Bersabar menghadapi masalah
C. Berlaku adil terhadap semua orang
D. Obati orang sakit segera mungkin
Begitulah setiap hari. Dengan patuh, kukunyah-kunyah buah jambu yang diam-diam rasanya mulai memuakkan. Tak penting, yang kutahu, aku bisa mengobrol dan bermain dengan Bapak, seperti anak-anak lainnya yang hanya bisa kusaksikan di TB.
Lengannya yang menjagaku agar tidak jatuh. Usapan di kepalaku. Tawanya yang tertahan kala mendengar cerita lucuku. Ia tak perlu tahu: Aku sesungguhnya tak suka buah jambu. Ia pun tebang pohon itu setelah seminggu mengurung diri di kamar mandi. Tampaknya, hari buruk datang bertubi-tubi. Ia menangis, meratap, menghabisi silet demi silet untuk menyayat bagian dari dirinya yang tak semua orang bisa lihat. Kalau sudah begitu, Ibu pun diam. Karena, untuk diam pun diperlukan keberanian.
Hari buruk datang lagi. Kali ini lebih dahsyat. Ia mengamuk hanya untuk terkaget-kaget sendiri. Dengan napas memburu, ia akan bertanya-tanya, “Ada apa?”
1. Keadaan tokoh bapak adalah....
A. Mentalnya labil
B. Fobia dengan suara
C. Mudah tersinggung
D. Perhatian kepada keluarga
2. Amanat cerita tersebut...
A. Luangkan waktu untuk keluarga
B. Bersabar menghadapi masalah
C. Berlaku adil terhadap semua orang
D. Obati orang sakit segera mungkin
1 Jawaban
-
1. Jawaban AidaYassin1414
1. A. MENTALNYA LABIL
2.A. LUANGKAN WAKTU UNTUK KELUARGA